IKATAN
PELAJAR DAN MAHASISWA GUNUNG TUJUH-SUMBAR
Dialog
Interaktif Dengan Pemuka Masyarakat : Kenakalan Remaja Tanggung Jawab Siapa?.
Gunung
Tujuh, 21 Juli 2012, bertepatan dengan awal ramadhan, mahasiswa dan pelajar
yang berasal dari Kecamatan Gunung Tujuh ini yang menggabungkan diri dalam
suatu wadah organisasi yang bernama Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Gunung
Tujuh-Sumbar (IPMGT) mengadakan suatu acara di kecamatan asal mereka mengenai
kenakalan remaja. Acara ini dilaksanakan dengan sistem dialog (diskusi mencari
solusi) dengan pemuka masyarakat Gunung Tujuh. Pemuka masyarakat tersebut
terdiri dari Pemuka Adat, Pendidikan, Agama dan Pemerintah Kecamatan dan
Pemerintah Desa beserta BPD. Namun pada kesempatan ini pihak kecamatan
berhalangan hadir.
Acara
yang dibawakan oleh Yulia Tamala ini berlangsung sekitar 3 jam dimulai dari jam
21.00 berakhir pada jam 24.00 WIB. Pembukaan acara diawali dengan pembacaan
ayat suci Al-quran (Nopel Sutandar, IAIN), laporan panitia pelaksana (Deka
Putra, UBH), sambutan dan dilanjutkan
dengan persentasi tentang kenakalan remaja oleh saudara Dedef Noprika mahasiswa
keperawatan Fort De Kock, Bukit Tinggi. Setelah acara inti, dilanjutkan dengan
diskusi terbuka dengan masyarakat, diskusi ini dipimpin oleh Rozi Afriadani
mantan Presma ITP, Padang.
Antusiasme
masyarakat terhadap acara ini sangat tinggi, ini dibuktikan dengan dukungan
masyarakat baik secara moril maupun materil dan kehadiran masyarakat yang
lumayan banyak. Diskusi berlangsung begitu hangat dan bersahabat antara mahasiswa,
pemuda dan pemuka masyarakat. Banyak ide-ide baru yang muncul dari
pemikiran-pemikiran intelektual mahasiswa untuk kemajuan Kecamatan Gunung Tujuh
kedepannya.
Hal
yang melatar belakangi kegiatan ini yaitu kepedulian mahasiswa terhadap potensi
Kecamatan Gunung Tujuh yang begitu besar baik itu potensi SDA maupun SDM-nya.
SDA yang besar tidak akan berguna kalau tidak dikelola dengan baik. Di Kec.
Gunung Tujuh sendiri SDA begitu banyak baik dari segi pertanian, kehutanan dan
pariwisata. Sumber daya alam tersebut perlu dimanfaatkan dan dikelola oleh SDM
yang baik dan cerdas. Namun generasi-generasi yang diharapkan akan membangun
Gunung Tujuh telah terkontaminasi dengan kenakalan-kenakalan remaja, sehingga
semangat dan pemikiran untuk mengelola SDA ini sudah tidak ada lagi.
Hal
diatas adalah alasan IPMGT mengangkat tema kenakalan remaja tanggung jawab
siapa?. Karena melihat generasi Gunung Tujuh sekarang ini sudah tidak peduli
lagi dengan daerah mereka. Jika hal ini terus dibiarkan, tak terbayangkan
bagaimana Kecamatan Gunung Tujuh kedepannya.
Dalam
diskusi ini telah didapat jawaban dari tema acara tersebut, kenakalan remaja
merupakan tanggung jawab kita semua. Kita semua yaitu, pemerintah, masyarakat,
dan mahasiswa yang mana kita saling bahu membahu memberantas masalah yang telah
lama dirisaukan oleh dunia ini.
Diskusi
ini lebih spesifik membahas tentang miras, yang mana pada Kecamatan Gunung
Tujuh peredaran miras (tuak) sudah sangat tinggi. Mahasiswa mempertanyakan
peran pemerintah terhadap peredaran tuak ini, apa sih yang dilakukan pemerintah
terhadap hal ini. Menurut salah satu pembicara dari pemerintahan yaitu Kepala
Desa Pelompek Pasar Baru : “Tuak sudah lama ingin diberantas namun penjual tuak
ini berada di Desa tetangga yaitu Telun Berasap, kami tidak punya kekuasaan
untuk memasuki wilayah desa tersebut. Ini seharusnya tugas dari kecamatan. Kami
berharap para mahasiswa bisa membuat sebuah kontrak dengan kecamatan untuk
menghentikan peredaran tuak di Kecamatan Gunung Tujuh”.
Pada
akhirnya, mahasiswa dan pemuka masyarakat sepakat untuk meminimalisir kenakalan
remaja di Kecamatan Gunung Tujuh dengan cara :
1. Membuat perdes tentang pemberantasan narkoba dan
minuman keras disetiap desa di Kecamatan
Gunung Tujuh.
2. Pemberantasan tempat penjualan minuman keras (tuak)
di Kecamatan Gunung Tujuh.
3. Menindak tegas penjual dan pemakai narkoba atau
minuman keras di Kecamatan Gunung Tujuh.
Kesepakatan
dibuat dan ditanda tangani oleh pemuka masyarakat dan mahasiswa yang mana kedua
pihak ini sepakat akan bekerjasama dan saling mendukung untuk memberantas
peredaran miras di Kecamatan Gunung Tujuh. Kami sangat berharap masalah ini
bisa terselesaikan sehingga generasi-generasi Gunung Tujuh akan terus melakukan
tindakan positif dan berguna bagi Bangsa dan Negara ini. Semoga masalah ini
tidak hanya dibahas di Kecamatan Gunung Tujuh namun juga di Kecamatan lain,
sehingga Kerinci terbebas dari narkoba dan minuman keras. (dede)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar